MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia resmi resesi setelah produk domestik bruto (PDB) anjlok 4 persen pada kuartal ketiga tahun ini, menurut perkiraan pertama yang diterbitkan badan statistik Rusia.
Penurunan PDB kali ini yang membuat Rusia resesi terjadi setelah Rusia mengalami kontraksi serupa sebesar 4 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Loyonya PDB Rusia ini tak lepas dari serentetan sanksi Barat kepada Moskwa akibat invasi di Ukraina.
Dilansir The Moscow Times, resesi Rusia paling banyak disebabkan penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6 persen dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1 persen.
Meski demikian, sektor konstruksi tumbuh sebesar 6,7 persen dan pertanian sebesar 6,2 persen.
Resesi biasanya didefinisikan sebagai kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut, sebagaimana dilansir The Moscow Times.
Rusia kali terakhir mengalami resesi pada akhir 2020 dan awal 2021 selama pandemi virus corona.
Perekonomian Rusia bernasib baik pada awal 2022 dengan peningkatan PDB sebesar 3,5 persen, tetapi dimulainya serangan Ukraina memicu serentetan sanksi Barat.
Pembatasan ekspor dan impor, kekurangan staf, dan permasalahan pasokan telah membebani perekonomian Rusia.
Pada 8 November, Bank Sentral Rusia memperkirakan PDB akan berkontraksi sebesar 3,5 persen tahun ini.
IMF dan Bank Dunia masing-masing memperkirakan penurunan PDB Rusia sebesar 3,4 persen dan 4,5 persen.
Meskipun ekonomi berkontraksi, tingkat pengangguran Rusia mencapai 3,9 persen pada September, menurut laporan badan statistik Rusia.
Pada Oktober, Bank Sentral Rusia mempertahankan suku bunga utamanya pada 7,5 persen.
Ini adalah pertama kalinya sejak awal invasi Moskwa di Ukraina, tingkat suku bunga tetap tidak berubah.
Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengatakan, pihaknya tidak berencana mengubah suku bunga sampai akhir tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Rusia #Resmi #Resesi #Sanksi #Barat #Bikin #Ekonomi #Kontraksi
Klik disini untuk lihat artikel asli