Kabartepercaya.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Global
  • Edukasi
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Hubungi Kami
  • Home
  • Nasional
  • Global
  • Edukasi
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Hubungi Kami
No Result
View All Result
Kabartepercaya.com
No Result
View All Result

Potensi Kuliah Versus APK Perguruan Tinggi Halaman all

February 2, 2023
in Edukasi
Reading Time: 3 mins read
Potensi Kuliah Versus APK Perguruan Tinggi Halaman all
15
VIEWS
Bagikan via Whatsapp

AGUSTUS 2021 lalu, pengelola perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) memprotes Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dianggapnya jor-joran menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur seleksi masuk (SNMPTN/SNBP, SBMPTN/UTBK SNBT, dan Mandiri).

RELATED POSTS

Mahasiswa Ingin Memulai Bisnis? Mulai dengan 5 Langkah Ini Halaman all

Kenali 3 Kategori Beasiswa Umum LPDP dan Tunjangan yang Diberikan Halaman all

UGM Punya Guru Besar Pertama Teknik Geodesi Halaman all

Mereka menyebut hal itu sebagai “strategi pukat harimau dengan mengambil semua mahasiswa” (Media Indonesia, 29/11/2017).

Kondisi ini menurut mereka membuat PTS semakin sulit untuk untuk memperoleh mahasiswa baru dan berkonsekuensi pada kesulitan dalam urusan pengelolaan keuangan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) M. Budi Djatmiko dalam diskusi Seleksi Ujian Mandiri PTN Buat Gadung Penerimaan Mahasiswa Baru PTS di Jakarta, kemarin (12/8/2021).

Protes APTISI tersebut merupakan kelanjutan dari kesediaan dan komitmen pemerintah untuk membatasi penerimaan mahasiswa baru oleh PTN. Seperti disampaikan oleh Presiden Jokowi sebelumnya, saat Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di aula Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (29/11/2017).

Persoalan “rebutan mahasiswa” ini, menjadi batu kerikil dalam hubungan institusional antara PTN dan PTS. Persoalan ini bisa diselesaikan dengan memperoleh data (angka) penduduk atau warga negara yang memiliki potensi kuliah, bukan berdasarkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT).

Data menunjukkan, APK memperlihatkan tren penurunan pada setiap jenjangnya. Semakin tinggi jenjang pendidikannya, semakin kecil atau berkurang APK-nya.

Tahun 2022 misalnya, persentase penurunan APK mencapai angka 75,1 persen. APK jenjang SD/sederajat mencapai 106,26 persen.

Pada jenjang SMP/sederajat, APK turun menjadi 92,13 persen (minus 14,13 persen). Pada jenjang SMA/sederajat, APK semakin berkurang/menurun ke angka 85,54 persen (minus 20,72 persen).

Pada jenjang PT, APK Kembali mengalami penurunan secara signifikan menjadi 31,16 persen (minus 75,1 persen) (BPS, 2021).

Penunuran secara berjenjang APK dari SD/sederajat hingga PT menjadikan APK-PT selalu rendah. Dalam lima tahun terakhir (2017—2022) APK-PT rerata 30,6 persen (BPS, 2022).

Jika demikian halnya, maka APK-PT tidak bisa dijadikan dasar untuk melihat jumlah calon mahasiswa yang memiliki potensi untuk kuliah. APK-PT sulit untuk ditingkatkan, selama APK pada jenjang pendidikan sebelumnya rendah atau Angka Putus Sekolah tinggi.

Seperti ditunjukkan oleh data di atas, APK-PT mempresentasikan persentase jumlah penduduk di suatu negara yang melanjutkan pendidikan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.

Padahal, mereka yang berada pada usia PT (19—25 tahun) bisa jadi tidak melanjutkan studi/putus sekolah (SMP dan SMA). Sehingga jumlah yang bisa studi lanjut ke jenjang PT pun akan berkurang, karena mereka tidak memiliki “ijazah” SMA/sederajat yang menjadi syarat utama pendaftaran ke PT.

Untuk memperoleh data potensi kuliah, akan sangat adil jika menggunakan data jumlah siswa pada jenjang SMA/sederajat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dari Tahun Akademik berjalan (T-3/4).

Jika menggunakan tahun 2022 sebagai tahun masuk PT, maka jumlah peserta didik jenjang SMA/Sederajat (negeri dan swasta) pada tahun ajaran 2017/2018 hingga 2020/2021 yang memiliki potensi kuliah adalah 36.043.206 orang (Kemdikbud, 2021).

Data ini jauh berbeda jika menggunakan data jumlah penduduk usia PT (19—25 tahun) yang menunjukkan angka 208.544.086 orang (BPS, 2022).

Ada selisih 172.500.880 orang yang memungkinkan menimbulkan bias dalam memprediksi jumlah calon potensial peserta didik PT tahun 2022.

Jika jumlah mahasiswa baru yang diterima di PTN tahun 2022 sebanyak 816.332 (2,26 persen) orang, maka masih terdapat 35.226.874 (97,74 persen) orang yang memiliki potensi untuk kuliah di PTS.

Namun, yang kuliah di PTS sebanyak 474.336 orang atau masih terdapat 34,752,538 calon potensial sebagai mahasiswa PTS.

Jika demikian halnya, ironis jika PTS harus “menggugat” PTN dengan alasan tidak kebagian mahasiswa baru tanpa melakukan refleksi-diri atas dua hal terkait dengan kemampuan PTS dalam penyediaan layanan pendidikan tinggi yang berkualitas.

Pertama, daya tampung PTS, diukur dari ketersediaan sumber daya manusia (kualitas, kualifikasi, dan rasio dosen – mahasiswa), infrastruktur pembelajaran, dan laboratorium.

Jika PTS mampu memenuhi ketiga syarat daya tampung PT tersebut, tidak mustahil PTS akan sejajar dan mampu bersaing dengan PTN-PTN dalam rangka penerimaan mahasiswa. PTS juga tidak harus menunggu penerimaan mahasiswa baru oleh PTN selesai.

Kedua, aksesibilitas PTS diukur dari kemampuan mahasiswa dari aspek kedekatan lokus layanan, dan kemampuan ekonomi.

Jika PTS mampu menciptakan sistem pendidikan inovatif yang lebih fleksibel, dan mampu menciptakan sistem dan mekanisme pembayaran biaya pendidikan yang secara ekonomis lebih terjangkau dan/atau mengupayakan penyediaan sistem pendanaan pendidikan yang bisa diakses oleh mahasiswa, tidak mustahil PTS tersebut dapat menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang jauh dari pusat-pusat layanan pendidikan tinggi, dan secara ekonomis juga terbatas.

Jika PTS mampu meningkatkan daya tampung dan aksesibilitasnya, sejumlah “mitos tentang PTS”, seperti “kuliah PTS adalah simbol gagal masuk PTN”, “PTS adalah pilihan terakhir dan terpaksa”; “PTS berbiaya mahal, dan/atau “lulusan PTS kalah bersaing dengan lulusan PTN di dunia kerja”, yang selama ini menghantui dinamika perjalanan PTS secara berangsur-angsur akan hilang.

Dengan demikian, ada tiga faktor yang menyebabkan APK-PT rendah, yaitu: APK Pendidikan pra-PT rendah atau Angka Putus Sekolah tinggi; keterbatasan daya tampung, dan aksesibilitas PTN dan PTS.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Potensi #Kuliah #APK #Perguruan #Tinggi #Halaman

Klik disini untuk lihat artikel asli

Tags: kuliahmahasiswaPerguruan tinggi
ShareTweetSend

Related Posts

Mahasiswa Ingin Memulai Bisnis? Mulai dengan 5 Langkah Ini Halaman all
Edukasi

Mahasiswa Ingin Memulai Bisnis? Mulai dengan 5 Langkah Ini Halaman all

February 3, 2023
Kenali 3 Kategori Beasiswa Umum LPDP dan Tunjangan yang Diberikan Halaman all
Edukasi

Kenali 3 Kategori Beasiswa Umum LPDP dan Tunjangan yang Diberikan Halaman all

February 1, 2023
UGM Punya Guru Besar Pertama Teknik Geodesi Halaman all
Edukasi

UGM Punya Guru Besar Pertama Teknik Geodesi Halaman all

January 31, 2023
Cerita Ali Fauzi, Eks Narapidana Teroris Selesaikan S3 di UMM Halaman all
Edukasi

Cerita Ali Fauzi, Eks Narapidana Teroris Selesaikan S3 di UMM Halaman all

January 30, 2023
8 Lowongan Kerja PT Pamapersada bagi Lulusan D3, D4/S1 Halaman all
Edukasi

8 Lowongan Kerja PT Pamapersada bagi Lulusan D3, D4/S1 Halaman all

January 29, 2023
Unpad Kukuhkan 7 Guru Besar Baru
Edukasi

Guru Besar Unpad: Dosen Harus Jadi Panutan buat Mahasiswa Halaman all

January 28, 2023
Next Post
Rambo Rusia Siap Berjuang di Sisi Ukraina, Mengaku Sangat Benci Negaranya Halaman all

Rambo Rusia Siap Berjuang di Sisi Ukraina, Mengaku Sangat Benci Negaranya Halaman all

Update 17 Januari 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 357 dalam Sehari, Total Jadi 6.726.668 Halaman all

Update 17 Januari 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 357 dalam Sehari, Total Jadi 6.726.668 Halaman all

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

olahan-nikel-indonesia-cover
Opini

13 Tahun Berlalu, Bagaimana Nasib Hilirisasi Olahan Nikel Indonesia, ya?

by Contributor
November 7, 2022
0

Memiliki impian untuk menjadi negara produsen baterai EV kelas dunia adalah cita-cita dari Indonesia. Berbagai usaha bahkan dilakukan untuk menuju...

Read more
kompor listrik

Program Kompor Listrik Dipercaya Lebih Banyak Rugi Daripada Untungnya

November 4, 2022
kementerian esdm mengejar cuan

Kementerian ESDM dan Aksi Mengejar Cuan Atas Nama Hilirisasi

November 1, 2022
EBT di Indonesia-cover-2

Kementerian ESDM Akui Pengembangan EBT di Indonesia di Bawah Persentase

October 28, 2022
Investor Besar Tiongkok

Investor Besar Tiongkok di Indonesia Lego Aset, Hendak Hengkang?

August 19, 2022
Regulasi Investasi Tambang

Ketidakkonsistenan Regulasi Investasi Tambang Bisa Kacaukan Ekonomi

August 19, 2022
tumpang tindih lahan

Pengusaha Tambang Waswas karena Tumpang Tindih Lahan makin Eksis

August 16, 2022
Kabartepercaya.com

Platform Digital Berita Online Tepercaya.
Menyajikan berita pilihan dari media nasional.

kabartepercaya.com »

Recent Posts

  • Lucile Randon, Pemegang Rekor Orang Tertua di Dunia, Meninggal pada Usia 118 Tahun Halaman all
  • Nelangsa Imigran Suriah: Diselamatkan dari Laut Lalu Malah Dideportasi Halaman all
  • Cara Mengobati Miom pada Wanita dengan Obat dan Operasi Halaman all

Categories

  • Edukasi
  • Global
  • Kabarterpercaya
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Opini

© 2022 Kabartepercaya.com - Kabartepercaya.com.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Global
  • Edukasi
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Hubungi Kami

© 2022 Kabartepercaya.com - Kabartepercaya.com.